"menambah pengetahuan dan wawasan bagi semuanya"

Senin, 05 Mei 2014

Bangunan dan Peninggalan Bersejarah di Jakarta



Bangunan dan Peninggalan Bersejarah di Jakarta
A.Prasasti Tugu
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/5c/Prasasti_tugu.jpg/220px-Prasasti_tugu.jpgPrasasti Tugu adalah salah satu prasasti yang berasal dari Kerajaan Tarumanagara. Prasasti tersebut isinya menerangkan penggalian Sungai Candrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian Sungai Gomati oleh Purnawarman pada tahun ke-22 masa pemerintahannya. Penggalian sungai tersebut merupakan gagasan untuk menghindari bencana alam berupa banjir yang sering terjadi pada masa pemerintahan Purnawarman, dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau. Prasasti Tugu ditemukan di kampung Batutumbuh, desa Tugu, sekarang menjadi wilayah kelurahan Tugu selatan, kecamatan Koja, Jakarta Utara. Pada tahun 1911 atas prakarsa P.de Roo de la Faille Prasasti Tugu batu dipindahkan ke Museum Bataviaasch genootschap van Kunsten en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional) Prasasti Tugu bertuliskan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sanskerta dengan metrum Anustubh yang teridiri dari lima baris melingkari mengikuti bentuk permukaan batu. Prasasti Tugu juga tidak mencantumkan pertanggalan. Kronologinya didasarkan kepada analisis gaya dan bentuk aksara (analisis palaeografis). Prasasti ini berasal dari pertengahan abad ke-5 Masehi.

B.   Padrao
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSSLaYaQbN9fKDUr-tu1CNJTUM6Ti8aiWB2EFnKU9jhBJAGcpX84fOWdoMPadrao dibuat orang Portugis pada tahun 1521. Padrao adalah batu bertulis yang menyatakan bahwa utusan Portugis dan raja Pajajaran membuat perjanjian. Isi perjanjian Portugis dibolehkan membuat kantor dagang di Sunda Kelapa. Portugis wajib member imbalan kepada raja Pajajaran. Padrao di temukan di jalan Kunir Kota, Jakarta Barat. Padrão (bahasa Portugis, dibaca kira-kira "padraung", dengan bunyi "ng" lemah) adalah suatu batu prasasti berukuran besar yang bergambarkan lambang Kerajaan Portugal, yang didirikan oleh para penjelajah Portugal sebagai bagian dari upaya klaim wilayah Portugal, selama Abad Penjelajahan. Diketahui bahwa Bartolomeu Dias, Vasco da Gama, dan Diogo Cão telah mendirikan padrão (jamak, padrões) di berbagai tempat.Di Indonesia terdapat satu padrão, yaitu Padrao Sunda Kalapa, yang saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.







C.  Monumen Pieter Erberveld
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSLIXkSnBPVRLFgT0R1XgGwa9M8Uq53hIFVmOEZemtGcpCb-KirPieter Erberveld (juga Pieter Erberfeld atau Peter Elberfeld, lahir di Ceylon,  meninggal Batavia, 12 April 1722) adalah seorang tokoh yang tercatat pernah dihukum mati oleh VOC pada tahun 1721 karena dianggap memimpin konspirasi dan sejumlah kekacauan yang bertujuan menentang kekuasaaan VOC.Elberfeld adalah orang Indo Jerman-Siam namun kemudian bekerja di Batavia. Nama keluarganya menunjukkan bahwa keluarganya berasal dari Elberfeld, yang sekarang menjadi bagian dari kota Wuppertal, NRW, Jerman. Ayahnya datang ke Batavia sebagai penyamak kulit. Setelah ia diangkat sebagai anggota Heemraad untuk mengurusi kepemilikan tanah di daerah Ancol, ia menjadi tuan tanah. Kekayaan ini diwariskan kepada anaknya.Menurut versi VOC, Elberfeld bersekongkol dengan beberapa pejabat Banten di Batavia untuk membunuhi orang Belanda pada suatu perayaan pesta. VOC juga menuduh ia bersekongkol dengan keturunan Surapati di Jawa bagian timur. Tidak diketahui motivasi Elberfeld sesungguhnya, apakah ia memang ingin membantu orang Banten (dipimpin Raden Kartadriya) menguasai kembali Batavia, atau ia memiliki rencana sendiri, apabila Belanda enyah dari sana, karena ia sakit hati atas perlakuan Gubernur Jenderal Johan van Hoorn yang telah menyita tanahnya.Rencana pembunuhan ini bocor karena ada budak yang melapor ke VOC. Versi lain mengatakan, kalau Sultan Banten-lah yang membocorkan karena ia khawatir akan pengaruh Elberfeld dan Kartadriya yang akan merongrong kekuasaannya.Godee Molsbergen, yang menulis tentang peristiwa itu, melihat banyak kejanggalan pada tuduhan yang dialamatkan VOC terhadap Elberfeld.Ia dihukum mati bersama dengan Kartadriya dan 17 orang penduduk asli lainnya di halaman selatan Benteng Batavia, bukan di halaman Balai Kota. Pelaksanaan hukuman mati itu digambarkan sangat sadis.Monumen Pieter Erberveld didirikan tahun 1721 oleh Belanda. Monumen berisi tentang peringatan keras terhadap perbuatan Pieter Erberveld yang memberontak terhadap Belanda. Monumen ini terdapat di Jalan Pangeran Jayakarta, namun kini dipindahkan ke Musium Prasasti, Jalan Tanah Abang 1 Jakarta Pusat


https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSGm6zlhUg87NGaeTgIjKCKnKBolRjcC5i7_AltfNvobTlKUMUyD.    Masjid Al-Alam Marunda
Masjid al – Alam Marunda terletak di Jalan Marunda Besar Rt. 09 Rw. 01, Kampung Marunda Besar, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta. Sebelah utara dan barat berbatasan dengan laut dan sebelah selatan dan timur berbatasan dengan pemukiman penduduk.Menurut sumber sejarah pada tahun 1407, pasukan dari Demak, Banten, dan Cirebon yang dipimpin oleh Dipati Keling dan Dipati Cangkung menyerbu Sunda Kelapa dengan jumlah tentara 1452 orang dan dibantu oleh umat Islam setempat.
Pada waktu itu Sunda Kelapa berada dalam kekuasaan Kerajaan Pajajaran secara mudah dapat ditaklikan. Sebagai rasa syukur kepada Alla SWT pada tahun 1527 Fatahillah bersama para prajuritnya membangun Masjid Marunda ini sebagai tempat ibadah sementara, sekaligus menjadikan kawasan ini sebagai benteng pertahanan.Pada tahun 1970 dilakukan pemugaran oleh Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta, yaitu melakukan penggantian bebeapa komponen atap dan pemberian lapisan pelindung berupa plastik pada bagian bawah atap agar terlindung dari kelembaban dan siraman air hujan. Kemudian pembuatan tanggul di sisi utara masjid untuk melindungi masjid dari ancaman absarsi pantai.

E.     Masjid AI-Anwar
Salah satu masjid tua di Jakarta dan sekarang dikenal dengan nama Masjid Al-Anwar. Terletak di sebelah selatan Jalan Pangeran Tubagus Angke (dulu Bacherachtsgracht) RT 01/RW 05, Kampung Rawa Bebek, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Didirikan pada tahun 1768 di Kampung Bali (yang pertama kali disebut pada tahun 1687) oleh seorang bangsa Cina dari Tartar yang kawin dengan orang Banten. Kampung di sekitar Masjid Angke dahulu disebut "Kampung Goesti", karena dihuni oleh orang Bali di bawah pimpinan Kapten Goesti Ktut Badulu. Ciri khas masjid ini merupakan bangunan campuran yang harmonis antara unsur bangunan Bali Belanda Jawa serta Tionghoa. Ketika bahu membahu membantu pasukan Pangeran Fatahillah menggempur VOC di Pelabuhan Sunda Kelapa, sama halnya dengan orang-orang Mataram sebelumnya, orang-orang dari Kasultanan Banten pun memilih menetap di Batavia. Salah seorang yang tidak bisa lepas dari peristiwa itu, adalah nama Tubagus Angke, seorang bangsawan Banten bergelar pangeran yang kemudian wafat di Batavia. Dan keberadaan masjid yang dahulu disebut Masjid Angke saja ini tak terlepas dari keberadaan Tubagus Angke.

F.     Masjid Istiqal
Masjid Istiqlal adalah masjid negara Republik Indonesia yang terletak di pusat ibukota Jakarta. Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara. Pembangunan masjid ini diprakarsai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ir. Soekarno di mana pemancangan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid Istiqlal dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1951. Arsitek Masjid Istiqlal adalah Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan.
Lokasi kompleks masjid ini berada di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut lapangan Medan Merdeka yang ditengahnya berdiri Monumen Nasional (Monas). Di seberang timur masjid ini berdiri Gereja Katedral Jakarta. Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar. Masjid ini memiliki gaya arsitektur modern dengan dinding dan lantai berlapis marmer, dihiasi ornamen geometrik dari baja antikarat. Bangunan utama masjid dimahkotai satu kubah besar berdiameter 45 meter yang ditopang 12 tiang besar. Menara tunggal setinggi total 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid. Masjid ini mampu menampung lebih dari dua ratus ribu jamaah. Selain digunakan sebagai aktivitas ibadah umat Islam, masjid ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum. Masjid ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang terkenal di Jakarta. Pada tiap hari besar Islam seperti Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru Hijriyah, Maulid Nabi Muhammad dan Isra dan Mi'raj, Presiden Republik Indonesia selalu mengadakan kegiatan keagamaan di masjid ini yang disiarkan secara langsung melalui televisi nasional (TVRI) dan sebagian televisi swasta.

G.     Gereja Sion
https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQsVfXB8bPFIMhsePwyjp3nAZkWE9xThYcG62RPaNqETEKRDp9uIQ              Gereja Sion dikenal juga dengan nama Portugeesche Buitenkerk atau Gereja Portugis berada di sudut Jalan Pangeran Jayakarta dan Mangga Dua Raya. Bangunan gereja ini memiliki kemegahan arsitektur serta daya tahan yang kokoh. Portugeesche Buitenkerk atau Gereja Portugis selesai dibangun pada 1695. Peresmian gedung gereja dilakukan pada hari Minggu, 23 Oktober 1695 dengan pemberkatan oleh Pendeta Theodorus Zas. Pembangunan fisik memakan waktu sekitar dua tahun. Peletakan batu pertama dilakukan Pieter van Hoorn pada 19 Oktober 1693.Cerita lengkap pemberkatan gereja ini tertulis dalam bahasa Belanda pada sebuah papan peringatan. Sampai sekarang, masih bisa dilihat di dinding gereja.Gereja ini merupakan gedung tertua di Jakarta yang masih dipakai untuk tujuan semula seperti saat awal didirikan. Rumah ibadah ini masih memiliki sebagian besar perabot yang sama juga. Gereja ini pernah dipugar pada 1920 dan sekali lagi pada 1978. Bangunan gereja ini dilindungi oleh pemerintah lewat SK Gubernur DKI Jakarta CB/11/1/12/1972. Nama asli gereja ini adalah Portugese Buitenkerk, yang artinya "gereja Portugis di luar" (tembok kota), bangunan gereja tua ini juga memiliki nama Belkita, semasa Hindia Belanda menguasai Batavia.
Karena pada masa pendududukan Belanda setelah mengambil alih pendudukan Portugis, pemerintahan Belanda masa itu membangun tembok batas pertahanan kota pemerintahannya. Portugeesche Buitenkerk yang berada di luar tembok pemerintahan Belanda. Karena sampai pada awal abad ke-19 pun masih ada gereja Portugis lain yang ada di dalam kota.Di sisi lain, Gereja Sion dibangun sebagai pengganti sebuah pondok terbuka yang sangat sederhana. Pondok ini sudah tak memadai bagi warga Portugis Mardijkers berstatus tawanan yang berasal dari Malaya dan India untuk beribadah. Sebagai tawanan, mereka dibawa ke Batavia oleh VOC bersamaan dengan jatuhnya wilayah kekuasaan Portugis di India, Malaya, Sri Lanka, dan Maluku.Pada masa pendudukan Jepang, bala tentara Dai Nippon ingin menjadikan gereja ini tempat abu tentara yang gugur.Setelah Indonesia merdeka, Portugeesche Buitenkerk berganti nama menjadi Gereja Portugis. Sebagai peralihan kekuasaan pemerintahan, Pemerintahan Belanda memberikan kepercayaan pengelolaan asset peninggalannya kepada Gereja-gereja Protestan di Indonesia (GPI). Wilayah pelayanan GPI pada bagian barat Indonesia diemban oleh Gereja Protestan Indonesia di bagian Barat (GPIB). Maka, pada persidangan Sinode GPIB tahun 1957 Gereja Portugis, diputuskan untuk bernama GPIB Jemaat Sion. Dan masyarakat kini mengenal bangunan itu dengan Gereja Sion. Sion berasal dari nama sebuah bukit di daerah Palestina berbahasa Ibrani dan merupakan lambang keselamatan pada bangsa Israel kuno.Tahun 1984, halaman gereja menyempit karena harus mengalah pada kepentingan pelebaran jalan.

H.    Gereja Tugu
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTMCLb_g0Xkvnqk4Fx6XzvN1UiyoypRf6JG1B9r2ciCOPS2st8aygGereja Tugu adalah salah satu gereja tertua di Indonesia terletak di Kampung Tugu, Jakarta Utara. Secara pasti tidak diketahui kapan mulai dibangun, tetapi para ahli sejarah menyimpulkan sekitar tahun 1676-1678 bersamaan dengan dibukanya sebuah sekolah rakyat pertama di Indonesia oleh Melchior Leydecker.Pada tahun 1737 Gereja Tugu dilakukan renovasi yang pertama dibawah pimpinan pendeta Van De Tydt, dibantu oleh seorang pendeta keturunan Portugis kelahiran Lisabon yaitu Ferreira d'Almeida dan orang-orang Mardijkers.Pada tahun 1740 gereja Tugu hancur, bersamaan dengan terjadinya peristiwa Pemberontakan Tionghoa (Cina Onlusten) dan pembantaian orang-orang Tionghoa di Batavia, pada masa Gubernur Jenderal Adriaan Valckenier yang berkuasa di Batavia pada tahun 17371741.
Kemudian pada tahun 1744 atas bantuan seorang tuan tanah Yustinus Vinck gereja ini dibangun kembali, dan baru selesai pada 29 Juli 1747 yang kemudian diresmikan pada tanggal 27 Juli 1748 oleh pendeta J.M. Mohr.Sampai saat ini gereja tersebut masih berdiri dan berfungsi sebagai "GPIB Tugu", walaupun di berbagai sudut sudah banyak yang harus diperbaiki karena faktor usia. Gereja ini tampak sederhana tetapi tampak kokoh dan rapi, dengan berisi bangku diakon antik, piring-piring logam, dan mimbar tua. Lonceng yang ada di gereja tersebut diperkirakan dibuat pada tahun 1880, karena lonceng paling tua yang dibuat 1747 sudah rusak dan disimpan di rumah pendeta di sana.

I. Gereja Katedral
Jakarta Cathedral Afternoon.JPG            Gereja Katedral Jakarta (nama resmi: Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga, De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming) adalah sebuah gereja di Jakarta. Gedung gereja ini diresmikan pada 1901 dan dibangun dengan arsitektur neo-gotik dari Eropa, yakni arsitektur yang sangat lazim digunakan untuk membangun gedung gereja beberapa abad yang lalu.Gereja yang sekarang ini dirancang dan dimulai oleh Pastor Antonius Dijkmans dan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Provicaris Carolus Wenneker. Pekerjaan ini kemudian dilanjutkan oleh Cuypers-Hulswit ketika Dijkmans tidak bisa melanjutkannya, dan kemudian diresmikan dan diberkati pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, SJ, Vikaris Apostolik Jakarta.
Katedral yang kita kenal sekarang sesungguhnya bukanlah gedung gereja yang asli di tempat itu, karena Katedral yang asli diresmikan pada Februari 1810, namun pada 27 Juli 1826 gedung Gereja itu terbakar bersama 180 rumah penduduk di sekitarnya. Lalu pada tanggal 31 Mei 1890 dalam cuaca yang cerah, Gereja itu pun sempat roboh.Pada malam natal, 24 Desember 2000, Gereja ini menjadi salah satu lokasi yang terkena serangan ledakan bom.

J.Klenteng
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f5/Klenteng_Jin_De_Yuan%2C_Glodok%2C_Jakarta.jpg/300px-Klenteng_Jin_De_Yuan%2C_Glodok%2C_Jakarta.jpg            Klenteng tertua di Jakarta adalah Klenteng Kim Tek Ie atau Klenteng Kim Tek In (Hanzi: 金德院, pinyin: Jin De Yuan) adalah salah satu klenteng tertua di Jakarta. Klenteng ini dibangun pertama kali pada tahun 1650 dan dinamakan Kwan Im Teng. Yang kemudian kita mengenalnya dan melafalkannya sebagai klenteng.

K.Museum Fatahillah
`Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.Gedung ini dulu adalah sebuah Balai Kota (bahasa Belanda: Stadhuis) yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.

L. Gedung Kesenian Jakarta
            Gedung Kesenian Jakarta merupakan bangunan tua peninggalan bersejarah pemerintah Belanda yang hingga sekarang masih berdiri kokoh di Jakarta. Terletak di Jalan Gedung Kesenian No. 1 Jakarta Pusat.Gedung tersebut merupakan tempat para seniman dari seluruh Nusantara mempertunjukkan hasil kreasi seninya, seperti drama, teater, film, sastra, dan lain sebagainya. Gedung ini memiliki bangunan bergaya neo-renaisance yang dibangun tahun 1821 di Weltevreden yang saat itu dikenal dengan nama Theater Schouwburg Weltevreden, juga disebut dengan Gedung Komedi.


M.Museum Wayang
            Museum Wayang adalah sebuah museum yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Jakarta Barat. Gedung yang tampak unik dan menarik ini telah beberapa kali mengalami perombakan. Pada awalnya bangunan ini bernama De Oude Hollandsche Kerk ("Gereja Lama Belanda") dan dibangun pertamakali pada tahun http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bc/Museum_Wayang.jpg/250px-Museum_Wayang.jpg1640. Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur oleh gempa bumi pada tahun yang sama. Di atas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun gedung museum wayang dan diresmikan pemakaiannya sebagai museum pada 13 Agustus 1975. Meskipun telah dipugar beberapa bagian gereja lama dan baru masih tampak terlihat dalam bangunan ini.

N.Museum Bank Indonesia
            Museum Bank Indonesia adalah sebuah museum di Jakarta, Indonesia yang terletak di Jl. Pintu Besar Utara No.3, Jakarta Barat (depan stasiun Beos Kota), dengan menempati area bekas gedung Bank Indonesia Kota yang merupakan cagar budaya peninggalan De Javasche Bank yang beraliran neo-klasikal, dipadu dengan pengaruh lokal, dan dibangun pertama kali pada tahun 1828.

O.Museum Seni Rupa dan Keramik
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/98/Museum_Seni_Rupa_dan_Keramik_Main_images10.png/250px-Museum_Seni_Rupa_dan_Keramik_Main_images10.png            Museum Seni Rupa dan Keramik terletak di Jalan Pos Kota No 2, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Museum yang tepatnya berada di seberang Museum Sejarah Jakarta itu memajang keramik lokal dari berbagai daerah di Tanah Air, dari era Kerajaan Majapahit abad ke-14, dan dari berbagai negara di dunia.
P. Museum Bahari
Museum Bahari adalah museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke yang berlokasi di seberang Pelabuhan Sunda Kelapa. Museum adalah salah satu dari delapan museum yang berada di bawah pengawasan dari Dinas Kebudayaan Permuseuman Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.


Masih banyak bangunan dan peninggalan bersejarah di Jakarta lainnya.Cukup di sini aja kalo kebanyakan ntar mblenger lho. Terima kasih, semoga bermanfaat. Kritik dan saran diperlukan.



           

1 komentar: