"menambah pengetahuan dan wawasan bagi semuanya"

Jumat, 06 Januari 2017

Interaksi Sosial,Nilai Sosial,dan Norma Sosial dalam Masyarakat



I.        INTERAKSI SOSIAL

Adalah suatu hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang berperan saling memengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan proses setiap orang menjalin kontak dan berkomunikasi dan saling memengaruhi dalam pikiran maupun dengan tindakan.

A.      Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli
1.         Gilin: Pengertian interaksi sosial menurut gillin bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yangdinamis yang menyangkut hubungan antarindividu dan kelompok atau antar kelompok.
2.         Macionis: Menurut Macionis bahwa pengertian interaksi sosial adalah proses bertindak dan membalas tindakan yang dilakukan seseorang dalam hubungan dengan orang lain.
3.         Soerjono Soekanto: Pengertian interaksi sosial menurut Soerjono Soekanto bahwa interaksi sosial adalah proses sosial mengenai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan hubungan sosial.
4.         Broom dan Selznic: Menurut Broom dan Selznic, bahwa pengertian interaksi sosial adalah proses bertindak yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses menyesuaikan respon (tindak balasan) sesuai dengan tindakan orang lain.
5.         Kimball Young dan Raymond W. Mack: Pengertian interaksi sosial menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antarindividu, antara individu dengan kelompok maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.
6.         Homans: Menurut Homans, pengertian interaksi sosial adalah suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh yang menjadi pasangannya.

B.       Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial                                          
        Bentuk interaksi sosial dibedakan menjadi dua kelompok yaitu bentuk interaksi sosial asosiatif, dan bentuk interaksi sosial disosiatif.

1.             Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif
                                       i.              Kerja Sama (Cooperation), adalah suatu usaha bersama antar individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. 
                                     ii.              Akomodasi (Accomodation), adalah proses penyesuaian sosial dalam interaksi antarindividu dan antarkelompok untuk meredakan pertentangan. 
                                   iii.              Asimilasi (Assimilation), adalah proses ke arah peleburan kebudayaan sehingga setiap pihak dapat merasakan kebudayaan tunggal sebagai milik bersama. 
                                   iv.              Akulturasi (Acculturation), adalah proses yang timbul dari suatu kebudayaan untuk menerima unsur budaya asing tanpa menyebabkan kebribadian budaya sendiri hilang. 

2.             Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif
                                  i.                   Persaingan (Competition), adalah suatu perjuangan dari berbagai pihak yang lomba-lomba untuk mencapai suatu tujuan yang sama.
                                ii.                   Kontraversi, adalah suatu bentuk proses sosial yang menunjukkan ketidaksenangan atau ketidakpuasan terhadap pihak lain baik secara sembunyi atau terang-terangan.
                              iii.                   Pertentangan/Konflik Sosial, adalah proses sosial antarperorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam jurang pemisah antara mereka. 

C.      Ciri-Ciri Interaksi Sosial 
Ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut:
1.             Jumlah pemeran lebih dari satu orang. 
2.             Terjadi komunikasi antara pelaku melaku kontak sosial. 
3.             Memiliki maksud atau tujuan yang jelas.
4.             Berdasarkan  pola suatu sistem sosial tertentu. 

Contoh-Contoh Interaksi Sosial 
Contoh Interaksi Sosial Individu dengan Individu 
                                i.            Seorang kakak mengajari adiknya belajar matematika.
                              ii.            Indah belajar bermain yang diajar oleh  satriawan. 
                            iii.            Seorang dokter dengan pasiennya.

Contoh Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok 
                                i.            Presiden dengan rakyatnya. 
                              ii.            Guru dengan siswanya. 
                            iii.            Komandan dengan anggotanya.

Contoh Interaksi Sosial Kelompok dengan Kelompok
                             i.               PMR dan Pramuka bekerja sama dalam pemberian bantuan. 
                           ii.               Polisi dengan TNI saling bekerja sama memberantas preman.
                         iii.               Kelompok A dan Kelomok B saling berdebat atau mendiskusikan sesuatu.

D.      Syarat-Syarat Interaksi Sosial 
Menurut Soerjono Soekanto, bahwa interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa dengan dua syarat antara lain sebagai berikut:
1.         Kontak Sosial, adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain dimana kontak sosial merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan saling bereaksi satu dengan yang lain meski tidak bersentuhan fisik.
2.         Komunikasi, adalah adanya kegiatan yang saling menafsirkan perilaku yang meliputi pembicaraan, gerakan fisik,atau sikap dan perasaan-perasaan.

E.       Faktor-Faktor Interaksi Sosial  
Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan dari beberapa faktor antara lain sebagai berikut:
1.         Sugesti, adalah pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikut pandangan/pengaruh tanpa dengan berpikir panjang.Contoh sugesti adalah obat impor yang harganya mahal namun karena produk impor dan dianggap manjur dalam menyembuhkan penyakit. Pernyataan tersebut merupakan sugesti dari harga obat yang mahal dan embel-embel produk luar negeri.
2.         Imitasi, adalah tindakan atau usaha yang dilakukan untuk meniru tindakan orang lain. Imitasi biasanya tidak dapat disadari dilakukan. Contoh imitasi adalah seorang anak sering meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya misalnya cara berbicara, berpakaian, dan makan. Namun imitasi dipengaruhi oleh lingkungannya khususnya lingkungan sekolah.

3.         Identifikasi, adalah kecenderungan atau keingingan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Akibat dari identifikasi adalah terjadinya pengaruh yang lebih dalam dari sugesti dan imitasi karena identifikasi dilakukan secara sadar.

4.         Simpati, adalah seseorang yang merasa tertarik pada orang lain. Perasaan simpati dapat disampaikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau lembaga formal pada saat-saat khusus. Contoh dari simpati adalah saat seorang tertimpa musibah. Perasaan simpati biasanya menimbulkan perasaan yang sayang.

5.         Motivasi, adalah dorongan yang diberikan kepada seseorang individu kepada individu lainnya. Tujuan motivasi adalah agar orang yang diberi motivasi atau dorongan untuk menuruti dan bersemangat.


























II. NORMAL SOSIAL
Norma sosial adalah pedoman perilaku untuk melangsungkan kehidupan bersama-sama dalam suatu kelompok masyarakat. Norma dapat juga diartikan sebagai petunjuk atua patokan perilaku yang dibenarkan dan pantas dilakukan saat menjalani interaksi sosial dalam kelompok masyarakat tertentu. Perbedaan mendaasar mengenai nilai dengan norma sosial adalah jika norma sosial terdapat sanksi sosial(penghargaan maupun hukuman) untuk orang yang mematuhi atau melanggar norma. Norma disebut juga dengan peraturan sosial yang sifatnya memaksa sehingga seluruh anggota masyarakat harus tunduk sesuai dengan norma-norma yang berlaku sejak lama. Norma merupakan hasil ciptaan mausia sebagai makhluk sosial. Sejarah terbentuknya norma terjadi secara tidak sengaja, namun lama-kelamaan norma-norma tersebut disusun dan dibentuk secara sadar. Norma yang berada dalam masyarakat berisi dan terkandung tata tertip, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar. 

A.      Pengertian Norma Sosial Menurut Definisi Para Ahli 

 Pengertian norma banyak diutarakan oleh beberapa para ahli mengenai definisi pengertian norma. Macam-macam pengertian norma menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1.     John J. Macionis: Menurutnya norma adalah aturan-aturan dan harapan-harapan masyarakat untuk memandu perilaku anggota-anggotanya.
2.     Robert Mz. Lawang: Pengertian norma menurut Robert Mz. Lawang adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan baik dan pantas sehingga sejumlah angggapan yang baik dan perlu dihargai sebagaimana mestinya.
3.     Hans Kelsen: Menurut Hans Kelsen, pengertian norma adalah perintah yang tidak personal dan anonym.
4.     Soerjono Soekano: Pengertian norma menurut soerjono soekanto adalah suatu perangkat agar hubungan antar masyarakat terjalin dengan baik. 
5.     Isworo Hadi Wiyono: Pengertian norma menurut Isworo Hadi Wiyono bahwa norma adalah peraturan atau petunjuk hidup yang memberi ancar-ancar perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perubatan mana yang harus dihindari. 
6.     Antony Gidden: Menurut Antony Gidden bahwa pengertian norma adalah prinsip atau aturan konkret yang seharusnya diperhatikan oleh masyarakat. 

B.       Ciri-Ciri Norma Sosial

Norma sosial mempunyai beberapa ciri-ciri antara lain sebagai berikut. 
1.     Norma sosial pada umumnya tidak tertulis: Dalam masyarakat, norma sosial tidak tertulis yang hanya diingat dan diserap serta mempraktekkannya dalam interkasi antara anggota kelompok masyarakat.
2.     Hasil kesepatakan bersama: Sebagai peraturan sosial yang difungsikan untuk megnarahkan perilaku seluruh anggota masyarakat. Norma sosial dibentuk dan disepakati bersama seluruh warga masyarakat.
3.     Mengalami perubahan: Sebagai aturan yang lahir dari proses interkasi sosial di masyarakat, norma mengalami perubahan sesuai atas keinginan dan kebutuhan dari anggota masyarakat itu sendiri. 
4.     Ditaati bersama: Norma sosial merupakan seperangkat aturan sosial untuk mengarahkan dan menertipkan perilaku anggota masyarakat untuk dari keinginan bersama. Oleh sebab itu, norma didukung dan ditaati bersama. 
5.     Pelanggar norma mendapatkan saksi: Norma sosial bersifat memaksa individu agar berperilaku untuk sesuai dengan kehendak bersama. Sehingga pelanggaran diberikansanksi dengan tindakan atau daya ikat norma. 

C.      Klasifikasi Norma Sosial/Macam-Macam Norma Sosial

     Norma diklasifikasikan atau dikelompokkan dalam beberapa macam yaitu berdasarkan daya ikatnya, berdasarkan aspek-aspeknya, dan berdasarkan sifat resminya. Macam-macam klasifikasi norma sosial tersebut antara lain sebagai berikut:

1.    Macam-Macam Norma Sosial Berdasarkan Daya Ikatnya
                             i.               Cara (usage)
Cara adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan oleh individu-individu dalam suatu masyarakat akan tetapi tidak dilakukan secara terus menerus. Norma memiliki daya ikat yang lemah sehingga pelanggaranya tidak akan mendapatkan hukuman atau sanksi yang berat, melainkan hanya sekedar celaan atau teguran dalam anggota masyarakat lainnya. 
Contoh Cara (Usage) 
Cara makan yang wajar dan baik bagi beberapa orang adalah tidak mengeluarkan suara saat mengunyah makanan. Akan tetapi di tempat tertentu, bersendawa pada akhir makan merupakan tanda atau ekspresi rasa kenyang dan puas sehingga tidak melanggar norma. 

                           ii.               Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan adlaah suatu bentuk perubatan yang dilakukan terus menerus dalam bentuk yang sama secara sadar dengan tujuan jelas yaitu dianggap baik dan benar oleh masyarakat tertentu. 
Contoh Kebiasaan (Foklways) 
Memberi hadiah kepada orang-orang yang berperstasi dalam suatu kegiatan atau memakai baju bagus di waktu pesat. atau lazimnya anak laki-laki berambut pendek dan anak perempuan berambut panjang.

                         iii.               Tata Kelakuan (mores) 
Tata kelakuan adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup akan suatu kelompok manusia secara sadar untuk melaksanakan pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Fungsi tata kelakuan adalah untuk membuat seluruh anggota masyarakat menyesuaikan perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut.
Contoh Tata Kelakuan (Mores)
Melarang membunung, mencuri, atau menikahi kerabat dekat. 

                         iv.               Adat Istiadat
Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan denga kedudukan sangat tinggi yang bersifat kekela dan berinteraksi kuat terhadap masyarakat yang memilikinya. 
Contoh Adat Istiadat 
Pelanggaran terhadap tata cara pembagian harta warisan.
Pelanggaran terhadap pelaksanaan upacara-ucapara tradisional.




                           v.               Hukum 
Hukum adalah serangkaian aturan yang ditujukan bagi anggota masyarakat yang berisi ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban, ataupun larangan, dengan sanksi yang beragam. 
Contoh Hukum 
·      Mematuhi rambu-rambu lalu lintas.
·      Dilarang mencuri.

2.    Macam-Macam Norma Sosial Berdasarkan Aspek-Aspeknya 

                         i.              Norma Agama                                      
Norma agama adalah peraturan sosial bersifat mutlak karena berasal dari Tuhan. Norma agama berasal dari ajaran agama dan kepercayaan-kepercayaan yang lainnya.
Contoh-Contoh Norma Agama

·      Melakukan sembahyang kepada Tuhan.

·      Rajin beribadah. 

·      Melaksanakan sholat tepat waktu.


                       ii.              Norma Kesusilaan                                         
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak. Dari adanya norma kesusilaan, seseorang dapat membedakan baik dan buruk. Pelanggaran norma kesusilaan berdampak atau berakibat dari sanksi yang sifatnya pengucilan secara fisik mapun secara batin.

Contoh-Contoh Norma Kesusilaan

·      Dilarang Pelacuran, perzinaan, korupsi .
·      Menghormati orang lain terutama orang tua.
·      Memiliki sikap jujur dan adil dalam masyarakat.

                     iii.              Norma Kesopanan                                    
Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada tingkah laku wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Pelanggaran norma mendapatkan celaan, kritik, dan pengucilan.…………………………………………………………..  
Contoh-Contoh Norma Kesopanan
·       Tidak meludah disembarang tempat.
·       Memberi atau menerima makanan dengan tangan kanan.
·       Jangan makan sambil berbicara. 
·       Bersikap dan bersifat rukun dengan siapa saja.
                     iv.              Norma Kebiasaan                                             
Norma kebiasaan adalah sekumpulan peraturan sosial yang dibentuk secara sadar atau tidak yang berisi mengenai petunjuk akan perilaku secara terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran norma kebiasaan berupa sanksi celaan, kritik dan pengucilan.
Contoh-Contoh Norma Kebiasaan
·      Membawa oleh-oleh ketika pulang dari suatu tempat.
·      Mencuci tangan sebelum makan. 

                           v.          Norma Hukum                                           
Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu, seperti pemerintah yang bersifat tegas, memaksa untuk berperilaku sesuai dengan aturan tersebut. Pelanggaran norma hukum akan mendapatkan sanksi yag berupa denda atau hukuman fisik.…………………… …………………….
Contoh-Contoh Norma Hukum 
·       Kewajiban membayar pajak.
·       Dilarang menerobos lampu merah.
·       Menyeberang jalan dengan melaui jembatan penyeberangan.

D.      Macam-Macam Norma Berdasarkan Sifat Resminya

1.         Norma Tidak Resmi (Nonformal)……………………………………………………..
Norma tidak resmi adalah patokan yang dirumuskan secara tidak jelas dan pelaksanaannya tidak diwajibkan untuk masyarakat. Norma yang tumbuh dan berkemang dari kebiasaan bertindak secara seragam dan diterima oleh masyarakat. Walaupun tidak diwajibkan tetapi semua anggota sadar akan patokan tidak resmi harus ditaati dan memiliki kekuatan memaksa yang lebih besar dibandingkan dengan patokan resmi.
…………………………… ……………………………………….      
Contoh-Contoh Norma Tidak Resmi (Nonformal)

·                 Aturan adat istiadat. 
·                 Aturan dalam keluarga.
·                 Pantangan-pantangan dalam lingkungan masyarakat.
2.         Norma Resmi (Formal) 
Norma resmi adalah patokan yang dirumuskan dan diwajibkan dengan jelas dan tegas oleh yang berwenang untuk semua masyarakat. Keseluruhan norma forma merupakan suatu badan hukum yang dimiliki masyarakat modern atau zaman sekarang.
Contoh-Contoh Norma Resmi (Formal)
·                 UUD 1945.
·                 Perpu.
·                 Surat Keputusan. 

E.       Fungsi dan Peranan Norma Sosial

Norma memiliki beberapa fungsi dan peranannya dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai berikut:

  1. Sebagai pedoman hidup untuk seluruh masyarkat di wilayah tertentu.
  2. Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam kehidupan warga masyarkat.
  3. Menciptakan kondisi dengan susanan yang tertip dalam masyarakat.








III.      NILAI  SOSIAL
Pengertian Nilai Secara umum - Nilai (value) adalah prinsip, standar, atau kualitas yang dianggap berharga atau diinginkan oleh orang yang memegangnya. Artinya, nilai itu tidak hanya diharapkan, tetapi juga bisa  diusahakan sebagai suatu yang pantas dan benar bagi diri sendiri dan orang lain. Nilai merupakan kumpulan sikap dan juga perasaan yang dapat diwujudkan melalui perilaku sosial yang memiliki nilai sosial tersebut.

A.      Pengertian Nilai Menurut Pendapat Para Ahli 

Terdapat beberapa para ahli yang memberikan pendapatnya mengenai pengertian nilai. Pengertian nilai menurut para ahli adalah sebagai berikut.
  1. Soerjono Soekonto : Menurut Soerjono Soekonto yang mendefinisikan pengertian nilai adalah sebagai konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. 
  2. B. Simanjuntak : Menurut B. Simanjuntak, pengertian nilai adalah sebagai ide-ide masyarakat tentang sesuatu yang baik.
  3. Kamus Besar Bahasa Indonesia (BBI) : Dalam kamus besar bahasa indonesia menerangkan mengenai pengertian nilai, dimana nilai didefinisikan sebagai kadar, mutu, atau sifat yang penting dan berguna bagi kemanusiaan. 
  4. Horton dan Hunt : Menurut Horton dan Hunt yang menyatakan bahwa pengertian nilai adalah gagasan-gagasan yang menjelaskan mengenai apakah suatu tindakan dapat dikatakan penting atau tidak penting. 

B.       Pengertian Nilai Sosial Menurut Definisi Para Ahli 

Berikut ini adalah definisi nilai menurut beberapa ilmuwan yaitu sebagai berikut.
  1. Kimball Young : Menurut Kimball Young, pengertian nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang baik dan apa yang benar, dan apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
  2. Robert M. Z. Lawang : Menurut Robert M. Z. Lawang, pengertian nilai sosial adalah nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, dan memengaruhi perilaku orang yang memiliki nilai itu. 
  3. A. W. Green :  Menurut A. W. Green, pengertian nilai sosial adalah kesadaran yang secara efektif berlangsung diserta emosi terhadap objek, ide, dan individu. 
  4. Claudia Wood : Menurut Claudia Wood, pengertian nilai sosial adalah merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. 
Secara umum, nilai berkaitan dengan kemerdekaan seseorang dalam bertindak. Nilai membantu individu untuk mengarahkan tindak tanduknya berdasarkan pilihan-pilihan yang dibuat secara sadar. Nilai merupakan dasar pertimbangan seseorang dalam memilih dan juga menentukan sikap serta mengambil keputusan atau suatu hal. Jadi, nilai menentukan peringkat prioritas dari berbagai alternatif tingkah laku yang mungkin dilakukan oleh seseorang. Setiap individu menyakini bahwa nilai-nilai tersendiri yang turut memberikan pengaruh pada nilai yang dimiliki oleh masyarakat. Sebuah nilai diakui apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang lain yang ada dalam masyarakat dan juga bersifat abstrak. Arti dari kata abstrak adalah bersifat umum, memiliki ruang lingkup yang luas, dan umumnya sulit dijelaskan secara rasional dan juga nyata.

C.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai 

Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi dalam perubahan nilai, antara lain sebagai berikut:
  1. Evolusi dari suatu kepercayaan dalam beragama.
  2. Pengaruh media massa.
  3. Inovasi dalam teknologi.
  4. Perubahan dalam nilai moral. 
  5. Perubahan kondisi ekonomi. 

D.      Ciri-Ciri Nilai Sosial 

Terdapat berbagai ciri-ciri nilai sosial dalam mempermudah dalam memahami, seperti apa itu nilai sosial.  Ciri-ciri nilai sosial adalah sebagai berikut:
  1. Diterapkan melalui proses interaksi antarmanusia secara intensif dan bukan tidak dibawa sejak lahir. 
  2. Ditranformasikan melalui proses belajar yang terdiri dari sosialisasi, enkulturasi, dan difusi. contohnya nilai menghargai persahabatan akan dipelajari anak dari pergaulan dengan teman-temannya di sekolah maupun di laur sekolah
  3. Berukuran atau peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhan-kebutuhan nasional. Contohnya, nilai menghargai antrean yang menjadi ukuran ketertiban seseorang sekaligus menjadi aturan yang wajib diikuti. 
  4. Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia. Contohnya, masyarkat eropa sangat menghargai waktu sehingga sulit memberikan toleransi pada keterlambatan. Sebaliknya, di Indonesia, keterlambatan dalam jangka waktu yang tertentu dan dapat ditoleransi. 
  5. Memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap tindakan manusia. Contohnya, nilai yang mengutamakan uang di atas segalanya yang membuat orang berusaha mencari uang sebanyak-banyaknya. Namun, nilai kebahagian juga dianggap lebih penting yang dapat membuat orang mengutamakan hubungan baik dengan sesama.
  6. Dapat memengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat. Contohnya, nilai yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi yang melahirkan individu yang egois dan kurang peduli terhadap orang lain. Sementara itu, nilai yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi yang membuat seseorang mejadi lebih peka secara sosial. 

E.       Fungsi - Fungsi Nilai Sosial 

Secara umum, nilai sosial mempunya beberapa macam fungsi antara lain sebagai berikut:
  1. Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial dalam suatu kelompok.
  2. Dapat mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingkah laku.
  3. Sebagai penentu dalam memenuhi peran sosial manusia. 
  4. Sebagai alat solidaritas yang terdapat di kalangan anggota kelompok masyarakat.
  5. Sebagai alat pengawasa atau dapat juga dikatakan pengontrol perilaku manusia.

F.       Macam-Macam Nilai Sosial 

Nilai sosial diklasifikasikan dalam berbagai macam antara lain sebagai berikut:

1.    Macam-Macam Nilai Sosial Menurut Prof. Notonegoro
                         i.          Nilai Material : Nilai material adalah nilai yang berguna bagi jasmani manusia atau benda nyata yang dimanfaatkan bagi kebutuhan fisik manusia. 
                       ii.          Nilai Vital  : Nilai vital adalah nilai yang berguna bagi untuk melakukan aktivitas atau kegiatan dalam dalam hidupnya.  
                     iii.          Nilai Rohani : Nilai rohani adalah nilai yang berguna bagi pemenuhan kebutuhan rohani (spritual) manusia yang sifatnya universal. Nilai rohani dibedakan menjadi beberapa macam antara lain sebagai berikut:
·       Nilai kebenaran dan nilai empiris, adalah nilai yang bersumber dari proses berpikir teratur yang menggunakan akal manusia (logika, rasio) dan diikuti dengan fakta-fakta yang telah terjadi. 
·       Nilai keindahan, adalah nilai yang berhubungan dengan ekspresi perasaan atau isi jiwa seseorang mengenai keindahan. Nilai keindahan disebut juga dengan nilai estetika.
·       Nilai moral, adalah segala sesuatu mengenai perilaku terpuji dan tercela atau nilai sosial yang berkenaan dengan kebaikan dan keburukan. Nilai moral disebut juga dengan nilai etika. 
·       Nilai religius, adalah nilai ketuhanan yang berisi keyakinan/kepercayaan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 
2.    Macam-Macam Nilai Sosial Menurut Clyde Klukholm 
                         i.          Nilai hakikat hidup manusia : nilai hakikat hidup manusia terdiri atas :
·       Masyarakat menganggap hidup itu buruk 
·       Masyarakat menganggap hidup itu baik 
·       Masyarakat menganggap hidup itu buruk, namun manusia wajib berikhtiar (berusaha) untuk hidup lebih baik.
                       ii.          Nilai hakikat karya manusia : nilai hakikat karya manusia terdiri atas :
·       Masyarakat yang menganggap karya manusia diperlukan untuk memungkinkannya hidup.
·       Masyarakat yang menganggap karya manusia diperlukan untuk memberikan kedudukan yang penuh kehormatan.
·       Masyarakat yang menganggap karya manusia sebagai gerak hidup untuk menghasilkan karya berikutnya.
                     iii.          Nilai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu.
·       Masyarakat yang memandang penting untuk berorientasi ke masa lalu.
·       Masyarakat memandang penting masa sekarang.
·       Masyarakat yang memandang penting masa depan.
                     iv.          Nilai hakikat hubungan manusia dengan alam sekitar.
·       Masyarakat yang memandang alam sebagai hal dasyat sehingga manusia hanya bisa pasrah.
·       Masyarakat yang memandang alam sebagai suatu yang dapat ditaklukan manusia.
·       Masyarakat menganggap manusia bisa berusaha mencari keselarasan dengan alam.
                       v.           Nilai hakikat hubungan manusia dengan sesamanya 
·       Masyarakat yang sangat mementingkan hubungan vertikal antara manusia dan sesamanya. Pola perilaku akan lebih berpedoman pada tokoh pemimpin, senior, atau atasan.
·       Masyarakat lebih mementingkan hubungan horizontal dengan sesamanya. Orang-orang dalam masyarakat ini sangat bergantung satu sama lain dan berusaha menjaga hubungan baik dengan sesamanya sebagai hal yang sangat penting dalam hidup. 
·       Masyarakat yang beranggapan bahwa bergantung kepada orang lain adalah tidak benar. Masyarakat tipe ini menilai tinggi manusia yang bisa berdiri sendiri dan mencapai tujuannya dengan hanya sedikit mendapatkan bantuan dari orang lain. 

3.    Macam-Macam Nilai Sosial Berdasarkan Ciri-Cirinya 
                         i.          Nilai dominan : nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan dengan nilai yang lainnya. Ukuran dominan atau tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
·       Banyaknya orang yang menganut nilai berikut. Contohnya : sebagian besar masyarakat menghendaki perubahan ke arah perbaikan (reformasi) di segala bidang kehidupan, seperti bidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial.
·       Berapa lama nila itu dianut atau digunakan, contohnya. Contohnya : sejak dahulu hingga sekarang, tradisi sekaten di Surakarta dan Yogyakarta dalam kerangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW selain dilaksanakan di alun-alin keraton dan di samping masjid besar.
·       Tinggi rendahnya usaha orang untuk memberlakukan nilai tersebut. Contohnya : menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban bagi umat Islam. Oleh karena itu, umat Islam selalu berusaha untuk dapat melaksanakannya.
·       Prestise/kebanggan orang-orang yang menggunakan nilai di masyarakat. Contohnya : memiliki mobil atau barang lain yang bermerek terkenal dapat memberikan kebanggaan/prestise tersendiri.
                       ii.          Nilai yang mendarah daging (internalized value) :
Nilai yang mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau pertimbangan lagi, melainkan secara tidak sadar. Biasanya nilai ini telah tersosialisasi sejak seorang masih kecil dan apabila ia tidak melakukannya ia akan merasa malu bahkan dapat merasa bersalah. Contohnya : seorang kepala keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya.

G.      Peran Nilai Sosial 

Peran nilai sosial dalam kehidupan bermasyarakat adalah sebagai berikut.
                i.     Menetapkan harga kelas sosial seseorang dalam stratifikasi sosial.
               ii.     Mengarahkan masyarakat untuk dapat berfikir dan juga bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
             iii.     Sebagai pengawas, pembatas, pendorong dan juga penekan individu untuk dapat berbuat baik.
             iv.     Memotivasi atau memberi semangat terhadap setiap manusia guna mewujudkan dirinya untuk berperilaku seperti yang diharapkan terhadap peran-perannya dalam mencapai tujuan. 
              v.     Alat solidaritas pendrong masyarakatu untuk selalu dan saling bekerja sama demi mencapai suatu tujuan. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar