I.
INTERAKSI SOSIAL
Adalah suatu hubungan timbal balik
antara dua orang atau lebih yang berperan saling memengaruhi antara individu
dan individu, antara individu dan kelompok, dan antara kelompok dengan
kelompok. Interaksi sosial merupakan proses setiap orang menjalin kontak dan
berkomunikasi dan saling memengaruhi dalam pikiran maupun dengan tindakan.
A.
Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli
1.
Gilin: Pengertian
interaksi sosial menurut gillin bahwa interaksi sosial adalah hubungan-hubungan
sosial yangdinamis yang menyangkut hubungan antarindividu dan kelompok atau
antar kelompok.
2.
Macionis: Menurut
Macionis bahwa pengertian interaksi sosial adalah proses bertindak dan membalas
tindakan yang dilakukan seseorang dalam hubungan dengan orang lain.
3.
Soerjono Soekanto: Pengertian interaksi sosial menurut Soerjono Soekanto bahwa interaksi
sosial adalah proses sosial mengenai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat
jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan
sistem dan hubungan sosial.
4.
Broom dan Selznic: Menurut Broom dan Selznic, bahwa pengertian interaksi sosial adalah proses
bertindak yang dilandasi oleh kesadaran adanya orang lain dan proses
menyesuaikan respon (tindak balasan) sesuai dengan tindakan orang lain.
5.
Kimball Young dan Raymond W. Mack: Pengertian interaksi sosial menurut Kimball Young dan
Raymond W. Mack adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan
antarindividu, antara individu dengan kelompok maupun antara kelompok dengan
kelompok lainnya.
6.
Homans: Menurut
Homans, pengertian interaksi sosial adalah suatu kejadian ketika suatu
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran
atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh yang menjadi pasangannya.
B.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk interaksi sosial dibedakan menjadi dua kelompok yaitu bentuk interaksi sosial asosiatif, dan bentuk interaksi sosial disosiatif.
Bentuk interaksi sosial dibedakan menjadi dua kelompok yaitu bentuk interaksi sosial asosiatif, dan bentuk interaksi sosial disosiatif.
1.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif
i.
Kerja Sama (Cooperation), adalah suatu usaha bersama antar individu atau
kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
ii.
Akomodasi (Accomodation), adalah proses penyesuaian sosial dalam
interaksi antarindividu dan antarkelompok untuk meredakan pertentangan.
iii.
Asimilasi (Assimilation), adalah proses ke arah peleburan kebudayaan sehingga
setiap pihak dapat merasakan kebudayaan tunggal sebagai milik bersama.
iv.
Akulturasi (Acculturation), adalah proses yang timbul dari suatu kebudayaan untuk
menerima unsur budaya asing tanpa menyebabkan kebribadian budaya sendiri
hilang.
2.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif
i.
Persaingan (Competition), adalah suatu perjuangan dari berbagai pihak yang
lomba-lomba untuk mencapai suatu tujuan yang sama.
ii.
Kontraversi, adalah
suatu bentuk proses sosial yang menunjukkan ketidaksenangan atau ketidakpuasan
terhadap pihak lain baik secara sembunyi atau terang-terangan.
iii.
Pertentangan/Konflik Sosial, adalah proses sosial antarperorangan atau
kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang
sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam jurang pemisah antara
mereka.
C. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut:
Ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut:
1.
Jumlah
pemeran lebih dari satu orang.
2.
Terjadi
komunikasi antara pelaku melaku kontak sosial.
3.
Memiliki
maksud atau tujuan yang jelas.
4.
Berdasarkan
pola suatu sistem sosial tertentu.
Contoh-Contoh Interaksi Sosial
Contoh Interaksi Sosial Individu dengan Individu
i.
Seorang
kakak mengajari adiknya belajar matematika.
ii.
Indah
belajar bermain yang diajar oleh satriawan.
iii.
Seorang
dokter dengan pasiennya.
Contoh Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok
i.
Presiden
dengan rakyatnya.
ii.
Guru dengan
siswanya.
iii.
Komandan
dengan anggotanya.
Contoh Interaksi Sosial Kelompok dengan Kelompok
i.
PMR dan
Pramuka bekerja sama dalam pemberian bantuan.
ii.
Polisi
dengan TNI saling bekerja sama memberantas preman.
iii.
Kelompok A
dan Kelomok B saling berdebat atau mendiskusikan sesuatu.
D.
Syarat-Syarat Interaksi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, bahwa interaksi sosial
tidak mungkin terjadi tanpa dengan dua syarat antara lain sebagai berikut:
1.
Kontak Sosial, adalah
hubungan antara satu pihak dengan pihak lain dimana kontak sosial merupakan
awal terjadinya interaksi sosial, dan saling bereaksi satu dengan yang lain
meski tidak bersentuhan fisik.
2.
Komunikasi, adalah
adanya kegiatan yang saling menafsirkan perilaku yang meliputi pembicaraan,
gerakan fisik,atau sikap dan perasaan-perasaan.
E.
Faktor-Faktor Interaksi Sosial
Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan dari beberapa faktor antara lain sebagai berikut:
Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan dari beberapa faktor antara lain sebagai berikut:
1.
Sugesti, adalah
pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu,
sehingga orang tersebut mengikut pandangan/pengaruh tanpa dengan berpikir
panjang.Contoh sugesti adalah obat impor yang harganya mahal namun karena
produk impor dan dianggap manjur dalam menyembuhkan penyakit. Pernyataan
tersebut merupakan sugesti dari harga obat yang mahal dan embel-embel produk
luar negeri.
2.
Imitasi, adalah
tindakan atau usaha yang dilakukan untuk meniru tindakan orang lain. Imitasi
biasanya tidak dapat disadari dilakukan. Contoh imitasi adalah seorang anak
sering meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya misalnya cara berbicara,
berpakaian, dan makan. Namun imitasi dipengaruhi oleh lingkungannya khususnya lingkungan
sekolah.
3.
Identifikasi, adalah
kecenderungan atau keingingan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
orang lain. Akibat dari identifikasi adalah terjadinya pengaruh yang lebih
dalam dari sugesti dan imitasi karena identifikasi dilakukan secara sadar.
4.
Simpati, adalah
seseorang yang merasa tertarik pada orang lain. Perasaan simpati dapat
disampaikan oleh seseorang atau sekelompok orang atau lembaga formal pada
saat-saat khusus. Contoh dari simpati adalah saat seorang tertimpa musibah.
Perasaan simpati biasanya menimbulkan perasaan yang sayang.
5.
Motivasi, adalah
dorongan yang diberikan kepada seseorang individu kepada individu lainnya.
Tujuan motivasi adalah agar orang yang diberi motivasi atau dorongan untuk
menuruti dan bersemangat.
II. NORMAL SOSIAL
Norma sosial
adalah pedoman
perilaku untuk melangsungkan kehidupan bersama-sama dalam suatu kelompok
masyarakat. Norma dapat juga diartikan sebagai petunjuk atua patokan perilaku
yang dibenarkan dan pantas dilakukan saat menjalani interaksi sosial dalam
kelompok masyarakat tertentu. Perbedaan mendaasar mengenai nilai dengan norma
sosial adalah jika norma sosial terdapat sanksi sosial(penghargaan maupun
hukuman) untuk orang yang mematuhi atau melanggar norma. Norma disebut
juga dengan peraturan sosial yang sifatnya memaksa sehingga seluruh anggota
masyarakat harus tunduk sesuai dengan norma-norma yang berlaku sejak lama.
Norma merupakan hasil ciptaan mausia sebagai makhluk sosial. Sejarah
terbentuknya norma terjadi secara tidak sengaja, namun lama-kelamaan
norma-norma tersebut disusun dan dibentuk secara sadar. Norma yang berada dalam
masyarakat berisi dan terkandung tata tertip, aturan, dan petunjuk standar
perilaku yang pantas atau wajar.
A. Pengertian Norma Sosial Menurut Definisi Para Ahli
Pengertian norma banyak diutarakan oleh
beberapa para ahli mengenai definisi pengertian norma. Macam-macam pengertian
norma menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1.
John J. Macionis: Menurutnya norma adalah
aturan-aturan dan harapan-harapan masyarakat untuk memandu perilaku
anggota-anggotanya.
2.
Robert Mz. Lawang: Pengertian norma
menurut Robert Mz. Lawang adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan baik dan
pantas sehingga sejumlah angggapan yang baik dan perlu dihargai sebagaimana
mestinya.
3.
Hans Kelsen: Menurut Hans Kelsen, pengertian norma
adalah perintah yang tidak personal dan anonym.
4.
Soerjono Soekano: Pengertian norma menurut soerjono
soekanto adalah suatu perangkat agar hubungan antar masyarakat terjalin dengan
baik.
5.
Isworo Hadi Wiyono: Pengertian norma
menurut Isworo Hadi Wiyono bahwa norma adalah peraturan atau petunjuk hidup
yang memberi ancar-ancar perbuatan mana yang boleh dijalankan dan perubatan
mana yang harus dihindari.
6.
Antony Gidden: Menurut Antony Gidden bahwa
pengertian norma adalah prinsip atau aturan konkret yang seharusnya
diperhatikan oleh masyarakat.
B. Ciri-Ciri Norma Sosial
Norma sosial
mempunyai beberapa ciri-ciri antara lain sebagai berikut.
1.
Norma sosial pada umumnya tidak tertulis: Dalam
masyarakat, norma sosial tidak tertulis yang hanya diingat dan diserap serta
mempraktekkannya dalam interkasi antara anggota kelompok masyarakat.
2. Hasil
kesepatakan bersama:
Sebagai peraturan sosial yang difungsikan untuk megnarahkan perilaku seluruh
anggota masyarakat. Norma sosial dibentuk dan disepakati bersama seluruh warga
masyarakat.
3. Mengalami
perubahan:
Sebagai aturan yang lahir dari proses interkasi sosial di masyarakat, norma
mengalami perubahan sesuai atas keinginan dan kebutuhan dari anggota masyarakat
itu sendiri.
4. Ditaati bersama: Norma sosial
merupakan seperangkat aturan sosial untuk mengarahkan dan menertipkan perilaku
anggota masyarakat untuk dari keinginan bersama. Oleh sebab itu, norma didukung
dan ditaati bersama.
5. Pelanggar norma
mendapatkan saksi:
Norma sosial bersifat memaksa individu agar berperilaku untuk sesuai dengan
kehendak bersama. Sehingga pelanggaran diberikansanksi dengan tindakan atau
daya ikat norma.
C. Klasifikasi Norma Sosial/Macam-Macam Norma Sosial
Norma diklasifikasikan atau dikelompokkan dalam beberapa macam yaitu
berdasarkan daya ikatnya, berdasarkan aspek-aspeknya, dan berdasarkan sifat
resminya. Macam-macam klasifikasi norma sosial tersebut antara lain sebagai
berikut:
1.
Macam-Macam
Norma Sosial Berdasarkan Daya Ikatnya
i.
Cara (usage)
Cara adalah
suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan oleh individu-individu dalam
suatu masyarakat akan tetapi tidak dilakukan secara terus menerus. Norma
memiliki daya ikat yang lemah sehingga pelanggaranya tidak akan mendapatkan
hukuman atau sanksi yang berat, melainkan hanya sekedar celaan atau teguran
dalam anggota masyarakat lainnya.
Contoh Cara
(Usage)
Cara makan yang
wajar dan baik bagi beberapa orang adalah tidak mengeluarkan suara saat
mengunyah makanan. Akan tetapi di tempat tertentu, bersendawa pada akhir makan
merupakan tanda atau ekspresi rasa kenyang dan puas sehingga tidak melanggar
norma.
ii.
Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan adlaah
suatu bentuk perubatan yang dilakukan terus menerus dalam bentuk yang sama
secara sadar dengan tujuan jelas yaitu dianggap baik dan benar oleh masyarakat
tertentu.
Contoh
Kebiasaan (Foklways)
Memberi hadiah
kepada orang-orang yang berperstasi dalam suatu kegiatan atau memakai baju
bagus di waktu pesat. atau lazimnya anak laki-laki berambut pendek dan anak
perempuan berambut panjang.
iii.
Tata Kelakuan (mores)
Tata kelakuan
adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup akan suatu
kelompok manusia secara sadar untuk melaksanakan pengawasan oleh sekelompok
masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Fungsi tata kelakuan adalah untuk
membuat seluruh anggota masyarakat menyesuaikan perbuatannya dengan tata
kelakuan tersebut.
Contoh Tata
Kelakuan (Mores)
Melarang
membunung, mencuri, atau menikahi kerabat dekat.
iv.
Adat Istiadat
Adat istiadat
adalah kumpulan tata kelakuan denga kedudukan sangat tinggi yang bersifat
kekela dan berinteraksi kuat terhadap masyarakat yang memilikinya.
Contoh
Adat Istiadat
Pelanggaran
terhadap tata cara pembagian harta warisan.
Pelanggaran
terhadap pelaksanaan upacara-ucapara tradisional.
v.
Hukum
Hukum
adalah serangkaian aturan yang ditujukan bagi anggota masyarakat yang berisi
ketentuan-ketentuan, perintah, kewajiban, ataupun larangan, dengan sanksi yang
beragam.
Contoh
Hukum
· Mematuhi
rambu-rambu lalu lintas.
· Dilarang mencuri.
2. Macam-Macam Norma Sosial Berdasarkan Aspek-Aspeknya
i.
Norma
Agama
Norma agama adalah peraturan sosial bersifat mutlak karena berasal dari Tuhan.
Norma agama berasal dari ajaran agama dan kepercayaan-kepercayaan yang lainnya.
Contoh-Contoh Norma Agama
· Melakukan sembahyang kepada Tuhan.
· Rajin beribadah.
· Melaksanakan sholat tepat waktu.
ii.
Norma
Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang
menghasilkan akhlak. Dari adanya norma kesusilaan, seseorang dapat membedakan
baik dan buruk. Pelanggaran norma kesusilaan berdampak atau berakibat dari
sanksi yang sifatnya pengucilan secara fisik mapun secara batin.
Contoh-Contoh
Norma Kesusilaan
·
Dilarang
Pelacuran, perzinaan, korupsi .
·
Menghormati
orang lain terutama orang tua.
·
Memiliki
sikap jujur dan adil dalam masyarakat.
iii.
Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada tingkah laku wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Pelanggaran norma mendapatkan celaan, kritik, dan pengucilan.…………………………………………………………..
Contoh-Contoh Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada tingkah laku wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Pelanggaran norma mendapatkan celaan, kritik, dan pengucilan.…………………………………………………………..
Contoh-Contoh Norma Kesopanan
·
Tidak
meludah disembarang tempat.
· Memberi atau
menerima makanan dengan tangan kanan.
· Jangan makan
sambil berbicara.
· Bersikap dan
bersifat rukun dengan siapa saja.
iv.
Norma Kebiasaan
Norma kebiasaan adalah sekumpulan peraturan sosial yang dibentuk secara sadar atau tidak yang berisi mengenai petunjuk akan perilaku secara terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran norma kebiasaan berupa sanksi celaan, kritik dan pengucilan.
Norma kebiasaan adalah sekumpulan peraturan sosial yang dibentuk secara sadar atau tidak yang berisi mengenai petunjuk akan perilaku secara terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan individu. Pelanggaran norma kebiasaan berupa sanksi celaan, kritik dan pengucilan.
Contoh-Contoh Norma Kebiasaan
· Membawa
oleh-oleh ketika pulang dari suatu tempat.
· Mencuci tangan
sebelum makan.
v.
Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu, seperti pemerintah yang bersifat tegas, memaksa untuk berperilaku sesuai dengan aturan tersebut. Pelanggaran norma hukum akan mendapatkan sanksi yag berupa denda atau hukuman fisik.…………………… …………………….
Contoh-Contoh Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu, seperti pemerintah yang bersifat tegas, memaksa untuk berperilaku sesuai dengan aturan tersebut. Pelanggaran norma hukum akan mendapatkan sanksi yag berupa denda atau hukuman fisik.…………………… …………………….
Contoh-Contoh Norma Hukum
·
Kewajiban
membayar pajak.
·
Dilarang
menerobos lampu merah.
·
Menyeberang
jalan dengan melaui jembatan penyeberangan.
D. Macam-Macam Norma Berdasarkan Sifat Resminya
1.
Norma Tidak
Resmi (Nonformal)……………………………………………………..
Norma tidak resmi adalah patokan yang dirumuskan secara tidak jelas dan
pelaksanaannya tidak diwajibkan untuk masyarakat. Norma yang tumbuh dan
berkemang dari kebiasaan bertindak secara seragam dan diterima oleh masyarakat.
Walaupun tidak diwajibkan tetapi semua anggota sadar akan patokan tidak resmi
harus ditaati dan memiliki kekuatan memaksa yang lebih besar dibandingkan
dengan patokan resmi.…………………………… ……………………………………….
Contoh-Contoh Norma Tidak Resmi (Nonformal)
·
Aturan
adat istiadat.
·
Aturan
dalam keluarga.
·
Pantangan-pantangan
dalam lingkungan masyarakat.
2.
Norma Resmi (Formal)
Norma resmi adalah
patokan yang dirumuskan dan diwajibkan dengan jelas dan tegas oleh yang
berwenang untuk semua masyarakat. Keseluruhan norma forma merupakan suatu badan
hukum yang dimiliki masyarakat modern atau zaman sekarang.
Contoh-Contoh Norma Resmi (Formal)
Contoh-Contoh Norma Resmi (Formal)
·
UUD
1945.
·
Perpu.
·
Surat
Keputusan.
E. Fungsi dan Peranan Norma Sosial
Norma memiliki beberapa fungsi dan peranannya dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai berikut:
- Sebagai pedoman hidup untuk seluruh masyarkat di wilayah tertentu.
- Memberikan stabilitas dan keteraturan dalam kehidupan warga masyarkat.
- Menciptakan kondisi dengan susanan yang tertip dalam masyarakat.
III.
NILAI SOSIAL
Pengertian Nilai Secara
umum - Nilai
(value) adalah prinsip, standar, atau kualitas yang dianggap berharga atau diinginkan
oleh orang yang memegangnya. Artinya, nilai itu tidak hanya diharapkan, tetapi
juga bisa diusahakan sebagai suatu yang pantas dan benar bagi diri
sendiri dan orang lain. Nilai merupakan kumpulan sikap dan juga perasaan yang
dapat diwujudkan melalui perilaku sosial yang memiliki nilai sosial tersebut.
A. Pengertian Nilai Menurut Pendapat Para Ahli
Terdapat
beberapa para ahli yang memberikan pendapatnya mengenai pengertian nilai.
Pengertian nilai menurut para ahli adalah sebagai berikut.
- Soerjono Soekonto : Menurut Soerjono Soekonto yang mendefinisikan pengertian nilai adalah sebagai konsepsi abstrak dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.
- B. Simanjuntak : Menurut B. Simanjuntak, pengertian nilai adalah sebagai ide-ide masyarakat tentang sesuatu yang baik.
- Kamus Besar Bahasa Indonesia (BBI) : Dalam kamus besar bahasa indonesia menerangkan mengenai pengertian nilai, dimana nilai didefinisikan sebagai kadar, mutu, atau sifat yang penting dan berguna bagi kemanusiaan.
- Horton dan Hunt : Menurut Horton dan Hunt yang menyatakan bahwa pengertian nilai adalah gagasan-gagasan yang menjelaskan mengenai apakah suatu tindakan dapat dikatakan penting atau tidak penting.
B. Pengertian Nilai Sosial Menurut Definisi Para Ahli
Berikut ini adalah definisi nilai
menurut beberapa ilmuwan yaitu sebagai berikut.
- Kimball Young : Menurut Kimball Young, pengertian nilai sosial adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari tentang apa yang baik dan apa yang benar, dan apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
- Robert M. Z. Lawang : Menurut Robert M. Z. Lawang, pengertian nilai sosial adalah nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, yang pantas, yang berharga, dan memengaruhi perilaku orang yang memiliki nilai itu.
- A. W. Green : Menurut A. W. Green, pengertian nilai sosial adalah kesadaran yang secara efektif berlangsung diserta emosi terhadap objek, ide, dan individu.
- Claudia Wood : Menurut Claudia Wood, pengertian nilai sosial adalah merupakan petunjuk-petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Secara umum,
nilai berkaitan dengan kemerdekaan seseorang dalam bertindak. Nilai membantu
individu untuk mengarahkan tindak tanduknya berdasarkan pilihan-pilihan yang
dibuat secara sadar. Nilai merupakan dasar pertimbangan seseorang dalam memilih
dan juga menentukan sikap serta mengambil keputusan atau suatu hal. Jadi, nilai
menentukan peringkat prioritas dari berbagai alternatif tingkah laku yang
mungkin dilakukan oleh seseorang. Setiap individu menyakini bahwa nilai-nilai
tersendiri yang turut memberikan pengaruh pada nilai yang dimiliki oleh
masyarakat. Sebuah nilai diakui apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai
yang lain yang ada dalam masyarakat dan juga bersifat abstrak. Arti dari kata
abstrak adalah bersifat umum, memiliki ruang lingkup yang luas, dan umumnya
sulit dijelaskan secara rasional dan juga nyata.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Nilai
Terdapat
beberapa faktor yang dapat memengaruhi dalam perubahan nilai, antara lain sebagai
berikut:
- Evolusi dari suatu kepercayaan dalam beragama.
- Pengaruh media massa.
- Inovasi dalam teknologi.
- Perubahan dalam nilai moral.
- Perubahan kondisi ekonomi.
D. Ciri-Ciri Nilai Sosial
Terdapat
berbagai ciri-ciri nilai sosial dalam mempermudah dalam memahami, seperti apa
itu nilai sosial. Ciri-ciri nilai sosial
adalah sebagai berikut:
- Diterapkan melalui proses interaksi antarmanusia secara intensif dan bukan tidak dibawa sejak lahir.
- Ditranformasikan melalui proses belajar yang terdiri dari sosialisasi, enkulturasi, dan difusi. contohnya nilai menghargai persahabatan akan dipelajari anak dari pergaulan dengan teman-temannya di sekolah maupun di laur sekolah
- Berukuran atau peraturan sosial yang turut memenuhi kebutuhan-kebutuhan nasional. Contohnya, nilai menghargai antrean yang menjadi ukuran ketertiban seseorang sekaligus menjadi aturan yang wajib diikuti.
- Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia. Contohnya, masyarkat eropa sangat menghargai waktu sehingga sulit memberikan toleransi pada keterlambatan. Sebaliknya, di Indonesia, keterlambatan dalam jangka waktu yang tertentu dan dapat ditoleransi.
- Memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap tindakan manusia. Contohnya, nilai yang mengutamakan uang di atas segalanya yang membuat orang berusaha mencari uang sebanyak-banyaknya. Namun, nilai kebahagian juga dianggap lebih penting yang dapat membuat orang mengutamakan hubungan baik dengan sesama.
- Dapat memengaruhi kepribadian individu sebagai anggota masyarakat. Contohnya, nilai yang lebih mengutamakan kepentingan pribadi yang melahirkan individu yang egois dan kurang peduli terhadap orang lain. Sementara itu, nilai yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi yang membuat seseorang mejadi lebih peka secara sosial.
E. Fungsi - Fungsi Nilai Sosial
Secara
umum, nilai sosial mempunya beberapa macam fungsi antara lain sebagai berikut:
- Dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk menetapkan harga sosial dalam suatu kelompok.
- Dapat mengarahkan masyarakat untuk berfikir dan bertingkah laku.
- Sebagai penentu dalam memenuhi peran sosial manusia.
- Sebagai alat solidaritas yang terdapat di kalangan anggota kelompok masyarakat.
- Sebagai alat pengawasa atau dapat juga dikatakan pengontrol perilaku manusia.
F. Macam-Macam Nilai Sosial
Nilai sosial
diklasifikasikan dalam berbagai macam antara lain sebagai berikut:
1.
Macam-Macam Nilai Sosial Menurut Prof. Notonegoro
i.
Nilai Material : Nilai material adalah nilai yang
berguna bagi jasmani manusia atau benda nyata yang dimanfaatkan bagi kebutuhan
fisik manusia.
ii.
Nilai Vital : Nilai vital
adalah nilai yang berguna bagi untuk melakukan aktivitas atau kegiatan dalam
dalam hidupnya.
iii.
Nilai Rohani : Nilai rohani adalah nilai yang
berguna bagi pemenuhan kebutuhan rohani (spritual) manusia yang sifatnya
universal. Nilai rohani dibedakan menjadi beberapa macam antara lain sebagai
berikut:
·
Nilai
kebenaran dan nilai empiris, adalah nilai yang bersumber dari proses berpikir
teratur yang menggunakan akal manusia (logika, rasio) dan diikuti dengan
fakta-fakta yang telah terjadi.
·
Nilai
keindahan, adalah nilai yang berhubungan dengan ekspresi perasaan atau isi jiwa
seseorang mengenai keindahan. Nilai keindahan disebut juga dengan nilai
estetika.
·
Nilai
moral, adalah segala sesuatu mengenai perilaku terpuji dan tercela atau nilai
sosial yang berkenaan dengan kebaikan dan keburukan. Nilai moral disebut juga
dengan nilai etika.
·
Nilai
religius, adalah nilai ketuhanan yang berisi keyakinan/kepercayaan manusia
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Macam-Macam Nilai Sosial Menurut Clyde
Klukholm
i.
Nilai
hakikat hidup manusia : nilai hakikat hidup manusia terdiri atas :
·
Masyarakat
menganggap hidup itu buruk
·
Masyarakat
menganggap hidup itu baik
·
Masyarakat
menganggap hidup itu buruk, namun manusia wajib berikhtiar (berusaha) untuk
hidup lebih baik.
ii.
Nilai
hakikat karya manusia : nilai hakikat karya manusia terdiri atas :
·
Masyarakat
yang menganggap karya manusia diperlukan untuk memungkinkannya hidup.
·
Masyarakat
yang menganggap karya manusia diperlukan untuk memberikan kedudukan yang penuh
kehormatan.
· Masyarakat yang
menganggap karya manusia sebagai gerak hidup untuk menghasilkan karya
berikutnya.
iii.
Nilai
hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu.
·
Masyarakat
yang memandang penting untuk berorientasi ke masa lalu.
·
Masyarakat
memandang penting masa sekarang.
·
Masyarakat
yang memandang penting masa depan.
iv.
Nilai
hakikat hubungan manusia dengan alam sekitar.
·
Masyarakat
yang memandang alam sebagai hal dasyat sehingga manusia hanya bisa pasrah.
·
Masyarakat
yang memandang alam sebagai suatu yang dapat ditaklukan manusia.
·
Masyarakat
menganggap manusia bisa berusaha mencari keselarasan dengan alam.
v.
Nilai hakikat hubungan manusia dengan
sesamanya
·
Masyarakat
yang sangat mementingkan hubungan vertikal antara manusia dan sesamanya. Pola
perilaku akan lebih berpedoman pada tokoh pemimpin, senior, atau atasan.
·
Masyarakat
lebih mementingkan hubungan horizontal dengan sesamanya. Orang-orang dalam
masyarakat ini sangat bergantung satu sama lain dan berusaha menjaga hubungan
baik dengan sesamanya sebagai hal yang sangat penting dalam hidup.
·
Masyarakat
yang beranggapan bahwa bergantung kepada orang lain adalah tidak benar. Masyarakat
tipe ini menilai tinggi manusia yang bisa berdiri sendiri dan mencapai
tujuannya dengan hanya sedikit mendapatkan bantuan dari orang lain.
3.
Macam-Macam Nilai Sosial Berdasarkan
Ciri-Cirinya
i.
Nilai dominan : nilai dominan adalah nilai yang
dianggap lebih penting dibandingkan dengan nilai yang lainnya. Ukuran dominan
atau tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
·
Banyaknya
orang yang menganut nilai berikut. Contohnya : sebagian besar masyarakat
menghendaki perubahan ke arah perbaikan (reformasi) di segala bidang kehidupan,
seperti bidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial.
·
Berapa
lama nila itu dianut atau digunakan, contohnya. Contohnya : sejak dahulu hingga
sekarang, tradisi sekaten di Surakarta dan Yogyakarta dalam kerangka memperingati
kelahiran Nabi Muhammad SAW selain dilaksanakan di alun-alin keraton dan di
samping masjid besar.
·
Tinggi
rendahnya usaha orang untuk memberlakukan nilai tersebut. Contohnya :
menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban bagi umat Islam. Oleh karena itu, umat
Islam selalu berusaha untuk dapat melaksanakannya.
·
Prestise/kebanggan
orang-orang yang menggunakan nilai di masyarakat. Contohnya : memiliki mobil
atau barang lain yang bermerek terkenal dapat memberikan kebanggaan/prestise
tersendiri.
ii.
Nilai yang mendarah daging (internalized value) :
Nilai
yang mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan
sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir
atau pertimbangan lagi, melainkan secara tidak sadar. Biasanya nilai ini telah
tersosialisasi sejak seorang masih kecil dan apabila ia tidak melakukannya ia
akan merasa malu bahkan dapat merasa bersalah. Contohnya : seorang kepala
keluarga yang belum mampu memberi nafkah kepada keluarganya.
G. Peran Nilai Sosial
Peran
nilai sosial dalam kehidupan bermasyarakat adalah sebagai berikut.
i. Menetapkan harga
kelas sosial seseorang dalam stratifikasi sosial.
ii. Mengarahkan
masyarakat untuk dapat berfikir dan juga bertingkah laku sesuai dengan
nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.
iii. Sebagai
pengawas, pembatas, pendorong dan juga penekan individu untuk dapat berbuat
baik.
iv. Memotivasi atau
memberi semangat terhadap setiap manusia guna mewujudkan dirinya untuk
berperilaku seperti yang diharapkan terhadap peran-perannya dalam mencapai
tujuan.
v. Alat solidaritas
pendrong masyarakatu untuk selalu dan saling bekerja sama demi mencapai suatu
tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar